Korban: Sebelum Jatuh, Sopir Teriak Rem Blong
Korban bus maut masih terngiang teriakan Karunia Bhakti sesaat sebelum terjadi kecelakaan maut. Kata yang terekam itu: rem blong!
Setelah teriakan tersebut, bis meluncur sejauh kurang lebih satu kilometer tanpa bisa dikendalikan dengan baik oleh sang sopir dan menabrak bis Doa Ibu yang datang dari arah berlawanan.
“Saat itu, saya duduk dibangku penumpang yang berada di samping sopir,” kata salah seorang korban luka, Sumpena (57), kepada detikcom saat ditemui di ruang Dahlia Rumah Sakit PMI, Jalan Pajajaran, Bogor, Sabtu (11/2/2012).
Sumpena merupakan seorang penjual kerupuk yang sehari-hari menggunakan jasa bis Karunia Bhakti untuk membawa dagangannya ke daerah Ciampea, Kabupaten Bogor.
Pada hari kejadian (10/2), seperti biasa Sumpena naik bis Karunia Bhakti dari Cianjur. Setelah sampai di daerah Taman Sari, bis sempat diperiksa kelaikannya di pos pemeriksaan. Namun, setelah berjalan kurang lebih satu kilometer dari pos pemeriksaan, sopir panik dan mengatakan rem bis tersebut blong.
“Saat itu saya langsung teriak Astaghfirullah! Beberapa penumpang dari belakang juga pada teriak, ada yang minta supir masukin gigi. Supir coba masukin gigi, tapi nggak ada pengaruhnya,” tutur Sumpena.
Saat itu supir masih berusaha mengendalikan bis. Namun, jalan turunan yang dilalui membuat bis melaju kian cepat dan sulit dikendalikan.
“Terus bis nabrak Doa Ibu yang datang dari bawah (arah berlawanan),” jelasnya.
Setelah tabrakan Sumpena sempat tidak sadar beberapa saat. Ketika sadar, ia sedang terbaring di bagian tengah bis yang kondisinya sudah tergantung di bibir jalan.
Saat itu Sumpena tidak bisa merasakan kaki kanan dan tangan kanannya. Dengan sisa tenaga, dan sedikit kesadaran, ia berusaha mencapai bagian belakang bis dengan merayap menggunakan kepala bagian belakang dan tangan kirinya.
“Ini kepala bagian belakang saya kena banyak serpihan kaca. Saya berusaha naik pakai kepala belakang sama tangan saya. Untung saat itu ada tukang ojek yang menolong,” tutur Sumpena.
Sumpena dikeluarkan dari bis dibantu warga sekitar. Kemudian ia dibawa ke Rumah Sakit Paru, Cisarua, menggunakan angkot yang saat itu melintas.
Oleh Rumah Sakit Paru, Sumpena dirujuk ke Rumah Sakit PMI di Bogor dan ditempatkan di Ruang Dahlia. Kaki dan tangan kanannya yang patah diperban. Kondisinya terlihat masih lemah.
Filed under: Lainnya | Leave a comment »